Jumat, 01 Februari 2013

Secangkir Kopi Hitam



Perpaduan kopi dengan gula dan dicampur oleh hangatnya air disajikan disebuah cangkir. aroma khas kopi keluar dari dalam cangkir. secangkir kopi layaknya sebuah kehidupan, kopi dan gula adalah bagian dari secangkir kopi, bagian dari kehidupan. Pahitnya kopi adalah gambaran kehidupan yang tidak selalu indah, buram, sedih, kusut dan gagal. Sebaliknya dengan gula, gula gambaran dari semua yang manis, indah, cerah, bahagia, terurai bebas, dan berhasil.
gambar diambil dari google.
Kehidupan selalu bertemu dengan kebahagian, kesedihan, kegagalan dan keberhasilan. Seperti sudah ditakdirkan untuk saling melengkapi. Namun semua tergantung bagaimana meramunya. Layaknya seorang peracik kopi yang berhasil membuat secangkir kopi yang sangat sempurna. memadukan pahitnya kopi dengan manisnya gula dalam sebuah cangkir berisi air hangat. Menjadikan secangkir kopi terasa ‘pas’. Tidak terlalu pahit, dan tidak terlalu manis. Semua sesuai dengan takaran. 

Kopi yang pahit bisa terasa manis, kopi yang sudah manis bisa menjadi tambah manis. Semua tergantung si peracik menginginkan seperti apa. Layaknya takdir, takdir bukan berarti pasrah. Berdiam diri menerima semuanya. Takdir merupakan hal yang bukan tidak mungkin untuk bisa dirubah. Pahit jadi manis, manis jadi tambah manis tinggal bagaimana keinginan si peracik.

Pahitnya kopi tidak akan bisa hilang begitu saja. Meskipun sudah manis, pahitnya akan terasa. Meskipun itu hanya sedikit. Namun itulah yang menjadi sebuah kesempurnaan. Layaknya sebuah keberhasilan yang tidak lepas dari kegagalan. Kegagalan menjadi ramuan yang mujarap untuk mencapai sebuah keberhasilan yang sempurna tanpa meninggalkan pahitnya rasa kegagalan. Seperti cangkir kopi hitam yang manis, manis tapi tidak meninggalkan pahitnya rasa kopi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar