Sabtu, 27 Agustus 2011

Indonesia ku



17 agustus 2011, genap sudah umur indonesia. 66 tahun indonesia telah merdeka dari kompeni. dan 17 agustus 2011 ini bangsa indonesia semakin tua.
agak terlambat nampaknya kalau gue nulis ini, tapi tidak apa lah. lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali :).

sudah lewat memang hari kemerdekaan kita, namun bukan berarti semangat kemerdekaan kita hanya saat tanggal 17 agustus saja. pada hari kemerdekaan itu, gue melihat berbagai komnetar tentang indonesia dari berbagai media, jejaring sosial seperti twitter, facebook dan lain sebagainya.

ditwitter semua orang berkicau tentang indonesia dengan tanda pagar 17an (#17an). sebuah hastag dengan berbagai kicauan masyarakat indonesia, ada yang lucu, ada yang optimis, ada yang menulis hanya kejelekan indonesia. ya, kalau gw baca, lebih banyak yang kejelekan indonesia. "indonesia gudangnya koruptor", "indonesia bla bla bla" semua hal buruk yang dimiliki indonesia terungkap semua. miris, sedih membaca semua hal keburukan itu, tapi ya memang itu terjadi pada indonesia. tapi tidak sedikit orang yang berkicau di akun twitternya tentang hal kebaikan indonesia salah satunya gue dan teman gue @iwanoke dy berkicau tentang indahnya indonesia, prestasi yang pernah di dapet indonesia. gue dan iwan mungkin punya pemikiran yang sama, gue udah bosen dengan pemberitaan media soal keburukan indonesia. pemberitaan yang lagi-lagi tentang korupsi pejabat ini lah, kemiskinan negara ini lah, hal-hal yang membuat sedih. setidaknya untuk satu hari ini gue pengen membaca sesuatu yang bikin bangga akan tanah kelahiran dan gue juga pengen ngasih tau keorangorang, khususnya temen gw kalau indonesia itu bukan yang jelek-jelek doang, indonesia punya sisi baiknya jga kok, tapi emang yang di beritakan sama media adalah hal yang jeleknya. jadi kebanyakan orang lebih paham sisi buruknya dan itu berbahaya menurut gue. ketika kita mengetahui sisi buruk terus menurus maka besar kemungkinan kecintaan kita akan berkurang akan hal tersebut, itu terlihat dari akun twiiter salah satu temen gue, "dirgahayu indonesia, nasionalisme?hmmm gak janji deh" sejujurnya gue baca tulisan itu agak kurang suka. tapi itu adalah hak semua orang.

gue hanya berpikir, mungkin orang-orang ini sudah bosan dengan kebobrokan yang ada dinegara ini sehingga sampai ada yang menulis seperti itu, hal yang wajar. tapi kurang bijak juga kalau kita tidak suka dengan sesuatu hanya dilihat dari satu sisi, coba lihatlah dari beberapa sisi, lihat indonesia itu dari berbagai sisi. sisi kebaikan, keindahan, kekayaan dan keburukan yang dimilikinya baru kita nilai indonesia itu seperti apa. kalau kata @iwanoke dan @pandji secara garis besar berkata, "kenali dulu indonesia mu".

indonesia adalah negara sedang mengalami pendewasaan, negara yang kelak akan menjadi besar. gue yakin akan hal itu, meskipun pemerintahan saat ini kacrut tapi gw tetep yakin di era yang akan datang indonesia akan berjaya dan warganya akan bangga akan hal itu.
cintailah indonesia mu apa adanya, mungkin itu kata-kata gue yang paling keren. ya cintai indonesia mu ini apa adanya, jangan hanya cinta indonesia karena dy hebat saja, cinta indonesia disaat dy terpuruk juga.

ada sebuah quote yang sangat bagus menurut gw. "jangan bertanya apa yang sudah negara mu berikan kepada mu tapi apa yang sudah kamu berikan untuk negara mu?" quote dari
quote ini sangat dalam menurut gue. mungkin kasarannya gue gambarkan gini. "hey lo warga indonesia yang udah benci sama indonesia, yang udah muak sama indonesia lo udah berbuat apa untuk indonesia? lo udah menghasilkan apa untuk indonesia? lo udah melakukan apa untuk indonesia?, lo jangan terus menuntut sama negara lo, lo jangan terus demo kalau gak bisa kasih sumbangsih untuk untuk negara lo, dan bla bla bla" dan jujur gue sampai sekarang pun belum melakukan hal apapun untuk indonesia. gue hanya mencoba mencintai apa yang dimiliki oleh bangsa ini, kebobrokannya dan keindahannya. dan gue yakin negara ini akan besar.

Jumat, 26 Agustus 2011

sebelas prajurit


Perjuangan bangsa indonesia masih terus berlanjut, memang bukan lagi perjuangan dengan menggunakan senapan mesin yang berat, namun perjuangan ini lebih terlihat indah, perjuangan di medan hijau. ya, perang kali ini adalah perang di medan hijau, perang dengan diisi sebelas prajurit yang siap membela dan mengharumkan nama bangsa. sebelas prajurit yang beradu kekuatan dengan musuh demi berjuang untuk harga diri bangsa.

ya, sepakbola. sepakbola bagaikan perang modern. perang melawan musuh untuk mengharumkan nama bangsa, mengola si kulit bundar, berusaha menaklukkan semua musuh yang dihadapi. menang adalah harga mati.

namun perjuangan sebelas prajurit ini terkadang tidak diberi apresiasi yang cukup baik oleh masyarakat. memang sebelas prajurit ini belum bisa memberikan permainan terbaik yang setiap laga memperoleh kemenangan, namun setidaknya prajurit ini telah berusaha.

sebelas prajurit :
sebelas prajurit ini telah berkorban untuk berjuang demi nama bangsa. waktu, tenaga, kumpul bersama keluarga. mereka rela memangkas semuanya untuk berlatih dan berlatih demi menyiapkan amunisi untuk siap melawan musuh. dan ketika di medan hijau, mereka siap jatuh bangun demi membela bangsa. kotor, cidera, letih adalah hal kecil yang mereka berikan kepada bangsa ini.

memang, prestasi yang didapat belum begitu baik. belum mendunia prestasi sepakbola yang kita miliki, namun kita sebagai penonton yang tidak terlalu berkorban banyak, tidak perlu terkena cidera, tidak perlu meninggalkan keluarga tidak perlua kotor, tidak perlu capek-capek di medan hijau, kita hanya diminta untuk memberi semangat. ya, hanya memberi semangat untuk sebelas prajurit yang berlaga di medan hijau. yel-yel, teriakan semangat adalah hal yang diperlukan untuk prajurit-prajurit ini. semangat penonton bagaikan paruparu dari prajurit ini.

teman gw pernah bilang, Tapi realistis saja timnas sepakbola kita memang belum ada apa-apanya dibandingkan dengan negara-negara seperti inggris, belanda, jerman dan lain sebagainya. ya, memang benar. gw pun mengakui itu, namun tidak ada salahnya kita tetap berjuang. kalau kita melihat kebelakang, ketika bangsa ini dulu hanya menggunakan bambu runcing untuk melawan kompeni, hasilnya? kita pun bisa lihat. siapa menyangka bambu runcing bisa melawan senapan yang berkaliber. tidak ada yang menyangka. begitupun dengan sepakbola. seperti orang menyebut, "bola adalah bundar, semua dapat terjadi dan sepakbola adalah magis".

Tidak ada alasan bagi kita untuk tidak mendukung negaranya sendiri, pengorbanan penonton tidak sebesar apa yang mereka korbankan untuk bangsa ini. penonton hanya mengorbankan uangnya untuk membeli tiket masuk stadion, namun prajurit-prajurit ini lebih dari itu.

siapa lagi kalau bukan kita yang mendukung prajurit-prajurit merah putih!!!