Rabu, 25 Juli 2012

Pelangi yang indah


Pelangi yang indah akan muncul entah di saat gelap ataupun disaat terang, tidak peduli gelap atau terang, pelangi tersebut tetap muncul dengan indah.

Senyuman yang indah pula akan muncul setiap saat, yang awalnya terlihat kelabu kembali tersenyum setelahnya, yang awalnya meredup kembali tersenyum lagi. Ya memang begitu. Terkadang semua situasi itu terjadi, kelabu dan redup akan terjadi, dengan begitu akan muncul pelangi yang indah, tidak akan ada yang bisa menandingi indahnya pelangi ketika dia sudah keluar, langit yang gelap pun tidak bisa menutupi cahaya pelangi yang luar biasa, dan lait yang terang pun tidak bisa menyamai terangnya sinar pelangi.

Disaat bulan yang tidak besinar dengan terang karena ulah bintang, hanya ada satu yang ditunggu-tunggu oleh bintang, yaitu senyum indahnya yang akan keluar dari mulut kecil bulan. Senyuman yang tulus, dan kecintaan bulan kepada bintang yang begitu tulus membuat semua itu menjadi indah, menjadi semakin indah. Ketika itu bintang pun tidak bisa berkata-kata, dia hanya bisa mengembalikan senyuman bulan. Berusaha menyamai senyumannya.

Tidak hanya senyuman saja yang ditunggu-tunggu bintang, hal lain yang ditunggu bintang adalah ketika dia bisa memuluk bulan, memeluk bulan dengan erat, tidak ingin dilepaskan maskipun hanya sejenak, jantungnya selalu berdebar-debar ketika memeluknya, rasa yang sama ketika pertama kali dia memeluk bulan. Rasa itu datang sendirinya, rasa ingin melindungi, ingin menjaganya. Rasa ingin melindungi bulan seakan melebihi dari batas, hal yang menurut bintang itu berbahaya untuk bulan pasti dilarangnya, bukan karna apa-apa, hanya ingin melihat bulan dalam keadaan yang baik.

Bintang sangat sadar melihat bulan yang begitu sabar menghadapi bintang, bulan begitu mengerti kesibukan yang sedang bintang lakukan.

Bintang selalu ingin mengusap air mata yang keluar dari mata bulan, bintang ingin tetap melihat senyum bulan yang indah tanpa air mata, tanpa kesedihan.

Bintang selalu sadar bahwa ada yang sangat tulus mencintainya dan Menyayanginya. yaitu bulan

sebelum pelangi yang indah datang, hujun akan turun terlebih dahulu. pembiasan cahaya matahari yang menembus butiran-butiran air setelah datangnya hujan. muncul lah pelangi yang indah. 
pertengkaran yang bisa diselesaikan dengan bijak, dan saat itulah akan terlihat senyum manis buah dari pertengkaran. buah dari makin belajarnya untuk memahami satu sama lain.




Dion librazky
26 juli 2012

Minggu, 22 Juli 2012

bulan kelabu dan bintang yang redup


Bulan sedang tidak bercahaya seperti biasa, sedikit kelabu, entah apa yang terjadi mungkin terselimuti awan hitam atau karna bintang didekatnya yang sedikit meredup. Bulan seperti kehilangan keindahannya, pancaran cahaya indahnya seakan-kan hilang tertutup. Hilang dengan tiba-tiba. Tidak, tidak hilang dengan tiba-tiba. Semua ada alasannya. Alasannya hanya satu, bintang yang terlihat redup membuat bulan kurang bercahaya. 
Bintang ini redup pun karna memiliki alasan. otaknya yang terlalu penuh dengan berbagai macam pikiran, dia memikirkan tentang sesuatu yang belum selesai dan harus segera diselesaikan, tanggung jawab dan waktu terus memburunya, terus membayangi. Bintang pun di selimuti rasa cemas yang luar biasa. Obat yang mengalihkan pikirannya hanya melihat senyuman bulan yang terus bersinar dan sebuah buku kecil penyegar pikiran. Namun bulan pun akhir-akhir ini pancaran sinarnya meredup, entah apa yang terjadi mungkin lagi-lagi karna bintang yang didekatnya sedikit tidak memperhatikan bulan, akibat kosentrasinya tertuju pada satu hal yang harus segera dikerjakan dan di segera diselesaikan. Namun itu seharusnya bukan menjadi alasan, tetapi begitulah yang terjadi.
Lagi-lagi bintang pun tak mengerti harus berbuat apa, sepertinya apa yang di perbuatnya selalu dinilai kurang baik. Disaat bulan menginginkan untuk diperhatikan, bintang malah asik dengan teman-temannya, dan akhirnya bulan pun luput dari perhatian bintang. Bintang mengerti apa yang diinginkan bulan, disaat bintang mengerti dia hanya berkata dalam hati sambil tersenyum, “hmmm salah, lagi-lagi salah timingnya.sial”. yang dirasakan bulan sebenarnya sering juga terjadi dengan bintang. begitulah keadaan bulan dan bintang.
Bintang yang terlampau cuek menjadi boomerang untuk dia sendiri. Dia tak pandai berekspresi, dia tak pandai untuk mengungkapkan secara langsung, dia tak pandai mengungkapkan kalau dia kangen melihat senyum indahnya bulan. Ke cuekannya membuat sikap, kata-kata dan perilakunya seperti tidak menginkan apa-apa. Dia sedih, sedih dengan kecuekannyanya yang sudah tidak normal lagi. 


dion librazky
23 juli 2012