Jumat, 28 Desember 2012

HADIAH



Kini aku telah bertumbuh besar. 22 tahun yang lalu aku masih di gendong dalam pelukan kedua orang tua ku. Lempitan tangan yang besar menjadi penghalang dikala dingin mulai menembus kulit tipis ku. Usapan tangan yang halus menyeka pipi ku, disaat aku tertidur, di saat aku diam dan terlebih disaat aku menangis. Kini tangan halus itu sudah menjadi agak kasar, tidak sehalus dulu.

Aku sangat merindukan tangan halus itu. tangan yang selalu menjaga ku. Membuat ku diam dikala aku menangis, membuat ku tenang di kala aku gelisah. Tangan halus itu tidak hanya menyeka pipi ku saja, kepala ku pun di elus olehnya, di elus-dielus sambil berkata.

“kamu adalah anak kebanggaan mamah”.

Tidak tahu persis apa yang terjadi ketika mamah ku berkata seperti itu 22 tahun yang lalu, aku masih terlalu kecil untuk mengerti apa yang dia maksud. Dan ketika aku beranjak dewasa, aku mengerti setiap kata yang dia maksud.

Setiap kata itu mulai terasa, Teresa sampai ke dalam hati. Dan aku mulia bertanya. Bertanya dalam diri ku sendiri. “apa aku sudah menjadi kebanggaan orang tua ku?”. “apakah orang tua ku sudah bangga dengan ku yang sekarang ini?”. “apakah aku sudah memberikan yang terbaik untuk orang tua ku?”

Semua pertanyaan itu selalu berjalan di otak kecil ku. Membuat aku berfikir dan terus berfikir mencari jawabannya.

Aku selalu ingat ketika aku masih kecil, papah selalu memberikan ku hadiah sepulang dari luar kota untuk bertugas. Macam-macam. Terkadang mobil, terkadang robot, banyak sekali bentuknya. Membuat aku selalu tersenyum dan menunggu apalagi yang akan di belikannya. Rak mainan ku semakin sesak, disesaki banyak hadiah yang orang tua ku berikan, tak ternilai harganya. Bukan harga yang menilai semua itu.

22 december, semua orang tau itu hari apa. Namun bagi ku itu bukan Cuma hari ibu, melainkan hari orang tua, buat ku.

Mata ku mengalir air yang tak tau dari mana asalnya, pipi ku lembab, dan dada ku sesak. Bukan sesak karna asap rokok yang sering aku hisap. Sesak karna aku belum bisa memberikan ‘hadiah’ untuk orang tua ku sampai saat ini.

Sebuah hadiah yang tak ternilai. sama seperti orang tua ku berikan kepada ku. Bukan sepasang jam rolex yang mewah, bukan sebuah gaun halus berbahan sutra, lebih dari itu. dan bukan itu semua yang diharapkan oleh orang tua ku.
Dan, kembali pertanyaan ku muncul. “apa aku sudah membuat bangga orang tua ku”. dan jawabannya adalah. Mungkin sudah dan mungkin belum. 

Aku akan berikan sebuah gelar sebagai hadiah terindah untuk mu pah, mah. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar