Jumat, 30 April 2010

Subjektif atau kah objektif??

judul diatas yang masih ada dalam otak saya, berputar dan berputar. subjektif atau objektif. saya yakin teman-teman juga sering mendengar kata-kata itu. kata-kata ini menyangkut masalah penilaian terhadap sesuatu. saya ambil contoh penilaian ke manusia atau orang aja saja. atau tepatnya penilaian dosen terhadap mahasiswa.

sebelunmnya gambaran penilaian subjektif itu adalah , penilai orang dari luarnya saja, entah dari fisik, ataupun yang lain. jika dosen sudah senang dengan mahasiswanya, maka ia akan menyukainya tidak peduli berapa nilainya. begitupun kalau menurut kasat mata buruk, ya maaf-maaf saja, tidak akan disukai walaupun nilainya cukup baik. penilaian seperti ini yang paling membuat saya emosi, membuat naik darah. penilaian yang bisa saya bilang SALAH BESAR.

itu soal subjektif, dan sekarang berbicara tentang objektif. menurut saya penilaian ini adalah salah satu penilaian yangpaling bijaksana. tidak melihat dari kasat mata saja, namun juga dilihat dari segi lain. kalau dia mahasiswa, dosen tidak hanya melihat dari kelakuannya, melainkan dari nilainya.

ya itu penilaian subjektif dan objektif menurut saya. dan entah menurut kalian seperti apa. mungkin sedikit sama maksudnya. kedua penilaian itu masih sering terjadi.
penlaian subjektif yang paling tidak bisa saya terima. penilaian yang didasarkan hanya terlihat oleh mata sesat saja. mungkin akan saya gambar kan dalam contoh. disuatu perkuliahan , terdapat dosen dan banyak mahasiswa. disuatu ketika dosen itu harus memberikan nilai kepada mahasiswanya. para mahasiswa diberikan ujian dan mahasiswa mengerjakan ujian tersebut. dan diluar dugaan, yang dinyatakan lulus oleh dosennya bena-benar tidak masuk diakal, mahasiswa yang tidak mengerti apa-apa justru dia yang lulus. soal nilai mahasiswa ini bisa diadu dengan yang lain. namun satu hal, karena mahasiswa ini "cantik dan ganteng" sehingga ia bisa lulus. kenapa demikian? dosen telah menyukai mahasiswa ini, entah menyukainya apanya. sehingga meskipun nilainya buruk, ia masih di katakan "paling baik" bari yang lain.
sungguh ironis sekali penilaian yang diterapkan. penilaian yang buruk menurut saya.

contoh ini sebagian yang saya alami, ataupun dari teman-teman yang cerita. saya hanya ingin berbagi cerita. dansaya juga berharap, mudah-mudahan penilaian subjektif tidak terlalu di kedepankan. kita harus melihat secara objektif..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar