Minggu, 22 Juli 2012

bulan kelabu dan bintang yang redup


Bulan sedang tidak bercahaya seperti biasa, sedikit kelabu, entah apa yang terjadi mungkin terselimuti awan hitam atau karna bintang didekatnya yang sedikit meredup. Bulan seperti kehilangan keindahannya, pancaran cahaya indahnya seakan-kan hilang tertutup. Hilang dengan tiba-tiba. Tidak, tidak hilang dengan tiba-tiba. Semua ada alasannya. Alasannya hanya satu, bintang yang terlihat redup membuat bulan kurang bercahaya. 
Bintang ini redup pun karna memiliki alasan. otaknya yang terlalu penuh dengan berbagai macam pikiran, dia memikirkan tentang sesuatu yang belum selesai dan harus segera diselesaikan, tanggung jawab dan waktu terus memburunya, terus membayangi. Bintang pun di selimuti rasa cemas yang luar biasa. Obat yang mengalihkan pikirannya hanya melihat senyuman bulan yang terus bersinar dan sebuah buku kecil penyegar pikiran. Namun bulan pun akhir-akhir ini pancaran sinarnya meredup, entah apa yang terjadi mungkin lagi-lagi karna bintang yang didekatnya sedikit tidak memperhatikan bulan, akibat kosentrasinya tertuju pada satu hal yang harus segera dikerjakan dan di segera diselesaikan. Namun itu seharusnya bukan menjadi alasan, tetapi begitulah yang terjadi.
Lagi-lagi bintang pun tak mengerti harus berbuat apa, sepertinya apa yang di perbuatnya selalu dinilai kurang baik. Disaat bulan menginginkan untuk diperhatikan, bintang malah asik dengan teman-temannya, dan akhirnya bulan pun luput dari perhatian bintang. Bintang mengerti apa yang diinginkan bulan, disaat bintang mengerti dia hanya berkata dalam hati sambil tersenyum, “hmmm salah, lagi-lagi salah timingnya.sial”. yang dirasakan bulan sebenarnya sering juga terjadi dengan bintang. begitulah keadaan bulan dan bintang.
Bintang yang terlampau cuek menjadi boomerang untuk dia sendiri. Dia tak pandai berekspresi, dia tak pandai untuk mengungkapkan secara langsung, dia tak pandai mengungkapkan kalau dia kangen melihat senyum indahnya bulan. Ke cuekannya membuat sikap, kata-kata dan perilakunya seperti tidak menginkan apa-apa. Dia sedih, sedih dengan kecuekannyanya yang sudah tidak normal lagi. 


dion librazky
23 juli 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar