Jumat, 26 Agustus 2011

sebelas prajurit


Perjuangan bangsa indonesia masih terus berlanjut, memang bukan lagi perjuangan dengan menggunakan senapan mesin yang berat, namun perjuangan ini lebih terlihat indah, perjuangan di medan hijau. ya, perang kali ini adalah perang di medan hijau, perang dengan diisi sebelas prajurit yang siap membela dan mengharumkan nama bangsa. sebelas prajurit yang beradu kekuatan dengan musuh demi berjuang untuk harga diri bangsa.

ya, sepakbola. sepakbola bagaikan perang modern. perang melawan musuh untuk mengharumkan nama bangsa, mengola si kulit bundar, berusaha menaklukkan semua musuh yang dihadapi. menang adalah harga mati.

namun perjuangan sebelas prajurit ini terkadang tidak diberi apresiasi yang cukup baik oleh masyarakat. memang sebelas prajurit ini belum bisa memberikan permainan terbaik yang setiap laga memperoleh kemenangan, namun setidaknya prajurit ini telah berusaha.

sebelas prajurit :
sebelas prajurit ini telah berkorban untuk berjuang demi nama bangsa. waktu, tenaga, kumpul bersama keluarga. mereka rela memangkas semuanya untuk berlatih dan berlatih demi menyiapkan amunisi untuk siap melawan musuh. dan ketika di medan hijau, mereka siap jatuh bangun demi membela bangsa. kotor, cidera, letih adalah hal kecil yang mereka berikan kepada bangsa ini.

memang, prestasi yang didapat belum begitu baik. belum mendunia prestasi sepakbola yang kita miliki, namun kita sebagai penonton yang tidak terlalu berkorban banyak, tidak perlu terkena cidera, tidak perlu meninggalkan keluarga tidak perlua kotor, tidak perlu capek-capek di medan hijau, kita hanya diminta untuk memberi semangat. ya, hanya memberi semangat untuk sebelas prajurit yang berlaga di medan hijau. yel-yel, teriakan semangat adalah hal yang diperlukan untuk prajurit-prajurit ini. semangat penonton bagaikan paruparu dari prajurit ini.

teman gw pernah bilang, Tapi realistis saja timnas sepakbola kita memang belum ada apa-apanya dibandingkan dengan negara-negara seperti inggris, belanda, jerman dan lain sebagainya. ya, memang benar. gw pun mengakui itu, namun tidak ada salahnya kita tetap berjuang. kalau kita melihat kebelakang, ketika bangsa ini dulu hanya menggunakan bambu runcing untuk melawan kompeni, hasilnya? kita pun bisa lihat. siapa menyangka bambu runcing bisa melawan senapan yang berkaliber. tidak ada yang menyangka. begitupun dengan sepakbola. seperti orang menyebut, "bola adalah bundar, semua dapat terjadi dan sepakbola adalah magis".

Tidak ada alasan bagi kita untuk tidak mendukung negaranya sendiri, pengorbanan penonton tidak sebesar apa yang mereka korbankan untuk bangsa ini. penonton hanya mengorbankan uangnya untuk membeli tiket masuk stadion, namun prajurit-prajurit ini lebih dari itu.

siapa lagi kalau bukan kita yang mendukung prajurit-prajurit merah putih!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar